Kisah Gembala di Malam Natal
Gembala adalah tokoh yang hampir selalu ada dalam setiap kisah natal yang disajikan dalam bentuk seni apapun, entah itu drama, lukisan, tari dan lain sebagainya. Alkitab memang memperlihatkan dengan jelas bagaimana mereka menjadi bagian dari kisah yang indah ini. Tapi mungkin tidak banyak kisah natal yang disajikan dengan melihat dari perspektif para gembala. Kita yang hidup dalam zaman ini bahkan mungkin sulit menghayati siapakah gembala ini dan mengapa pesan “Jangan Takut” itu datang bukan hanya kepada Yusuf dan Maria, tapi juga secara khusus kepada para gembala.
Pekerjaan gembala bukanlah pekerjaan yang dapat dibanggakan pada zaman itu. Profesi ini tidak membutuhkan keahlian yang membuat seorang gembala dapat dihargai di tengah masyarakat. Bahkan umumnya para gembala adalah orang-orang yang sering dicurigai sebagai pencuri dan pelaku kriminal karena kehidupan mereka yang keras. Itu sebabnya dalam hal menjadi saksi di pengadilan, orang tidak akan meminta gembala untuk menyatakan kesaksiannya. Karena pekerjaan mereka pula, para gembala ini dianggap sebagai kelompok orang-orang ‘unclean’ atau najis, yang tidak menjalankan ritual keagaaman dengan benar. Mereka menjadi orang-orang ‘unclean’ karena keseharian mereka selalu dengan binatang-binatang, bahkan pada hari sabat pun mereka tidak bisa berhenti untuk beribadah karena mereka harus tetap menjaga domba-domba mereka.
Jadi sebenarnya sulit dimengerti bahwa Allah memberikan kabar penting tentang kelahiran Mesias yang sudah lama dinantikan itu, kepada para gembala yang umumnya dianggap tidak punya kredibilitas yang cukup untuk menjadi seorang saksi dan membawa kabar yang penting itu. Mungkin lebih mudah untuk dipercaya bila yang berbicara adalah kaum ulama, ahli Taurat dan pemimpin masyarakat yang terhormat.
Drama musikal ini mengisahkan bagaimana para gembala di dalam kesederhanaan dan kebodohan mereka terlibat dalam kisah Natal, dan bahkan menjadi saksi pertama kelahiran Kristus di Betlehem. Pesan “Jangan Takut” datang dari Allah sendiri yang menguatkan dan memberanikan mereka menjalani kehidupan sebagai saksi penting kedatangan Mesias. Di tengah kerasnya hidup yang mereka jalani, dan kerasnya perlakuan masyarakat terhadap kelompok ini, pesan “Jangan Takut” menjadi suatu penghiburan yang menyegarkan dan menguatkan. Pesan itu juga seharusnya sampai kepada kita saat ini, bahwa Allah yang memiliki isi dunia ini dan sekaligus pemilik hidup kita, adalah Allah yang hadir dan menemani secara pribadi.
Untuk Info dan Pemesanan: http://psppkmsttaa.blogspot.com/p/contact-us.html
0 komentar:
Posting Komentar