Konsep Religious Affections Jonathan Edward
dalam konteks Pelayanan Pastoral Kaum Muda Gereja Injili
Jonathan Prasetia
Pendahuluan
Salah satu bidang pelayanan yang sedang marak
dibicarakan oleh gereja-gereja hari ini adalah berkenaan dengan pelayanan kaum
muda. Mark DeVries, seorang youth pastor, berkata, We are sending our
kids into adulthood ill prepared for the increasing demands od our complex
society.[1] Individu yang menginjak usia remaja-pemuda sedang
mengalami pencarian akan identitas diri dan mempertanyakan Tuhan, sehingga
mereka mengalami gejolak emosional, kognitif, dan spiritual.[2] Oleh sebab itu, apabila ibadah
terasa kering, mereka akan cepat merasa bosan dan mencari gereja lain, di mana
kebutuhan pengalaman akan Tuhan dapat dipenuhi. Dengan demikian pelayanan
pastoral kaum muda sangat membutuhkan konsep kerohanian yang sesuai dengan
gejolak jiwanya. Ketika kaum muda tidak mendapatkan kerohanian yang tepat
sasaran dan pengalaman rohani yang nyata, maka kemungkinan besar mereka akan
meninggalkan gereja.
Sebenarnya ada banyak warisan spiritualitas dari bapa-bapa gereja, namun tidak semuanya tepat
sasaran bagi pendekatan pastoral kaum muda. Jonathan Edwards merupakan seorang
gembala, pengkhotbah, teolog terbesar sepanjang sejarah yang memiliki fokus
dengan pengalaman religius. Konsep Religious Affections yang tercetus
dari lubuk hatinya merupakan salah satu konsep pengalaman religius yang
alkitabiah. Berdasarkan teologinya, Edwards yang beraliran Calvinis, dikenal
karena menyatukan semangat penginjilan dan keingintahuan intelektual dalam
tulisan-tulisannya.[3] Selain itu, afeksinya dalam
berkhotbah selalu meninggikan Allah dan tidak pernah berhenti memuji Allah.[4] Dalam diri Edwards, dapat dilihat
keseluruhan pribadi, baik hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan yang diserahkan
kepada Allah.[5] Ini membuktikan konsep spiritualitas
Jonathan Edwards yang mewujudkan keseimbangan dan alkitabiah, layak untuk
menjawab pergumulan pelayanan pastoral kaum muda di gereja masa kini.
Artikel ini memperkenalkan salah satu konsep
spiritualitas Jonathan Edwards, serta salah satu pergumulan pelayanan pastoral
kaum muda di gereja-gereja injili, dan kemudian mencoba menjawab pergumulan
pelayanan tersebut dengan konsep tersebut serta diakhiri dengan tantangan bagi
gereja-gereja injili ketika menghadapi pelayanan pastoral kaum muda.................
0 komentar:
Posting Komentar