PERJUMPAAN
DENGAN SANG MESIAS
Buku yang ada di
tangan Anda ini adalah drama musikal yang ke 5 yang kami tulis dan terbitkan
setelah drama musikal “Lentera yang Menyala”, “Jangan Takut”, “There is no Room”,
dan “The King” yang telah terbit sebelumnya. Kali ini, masih berkaitan dengan
kisah natal, kami mengangkat tokoh Simeon, seorang yang dengan setia menantikan
kedatangan Mesias. Penantian panjang Simeon membuahkan perjumpaan yang indah
antara dirinya dengan bayi Yesus.
Bagi Simeon,
perjumpaan itu adalah suatu momen yang dia nantikan seumur hidupnya. Sekian
lama Simeon menantikan datangnya penghiburan bagi Israel yaitu Mesias yang
diurapi Tuhan. Dia memegang janji Tuhan akan penghiburan itu, yaitu Mesias yang
bukan hanya untuk umat Allah yaitu Israel, tetapi juga Mesias bagi segala
bangsa. Dia memang rindu dan menantikan momen perjumpaan itu, bahkan sepanjang
hidupnya, dia hanya punya satu tujuan, yaitu berjumpa dengan Mesias.
Simeon adalah
satu dari sedikit orang yang menantikan Mesias, karena kebanyakan orang Yahudi pada
waktu itu, sudah tidak lagi peduli dengan janji itu, dan mereka merasa Allah
sepertinya mendiamkan mereka. Lama sekali mereka hidup dalam keadaan tidak ada
nubuat, tidak ada nabi yang berbicara dan menyampaikan perkataan Allah kepada
mereka. Yang ada hanyalah realita nasib yang mereka alami bahwa mereka adalah
bangsa yang dijajah, dieksploitasi oleh bangsa asing, oleh pemuka agama mereka
sendiri, oleh pemimpin yang lalim, dan beratnya hidup dengan pajak yang tinggi
yang dibebankan kepada mereka.
Dalam keadaan
seperti itu, orang mencari jalannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka,
dengan cara yang berbeda-beda. Orang yang berkuasa memenuhi kebutuhan hidup mereka
dengan menindas yang lemah. Yang punya kuasa secara politik menggunakan pajak
untuk mendapatkan keuntungan, dan yang punya kekuasaan spiritual menekan dengan
ritual yang ketat untuk mendapatkan keuntungan pribadi juga. Yang punya
kekuasaan sedikit besar dari yang lain, akan menjual dagangannya dengan harga
yang tinggi. Mereka berpikir bahwa dengan melakukan ini dan itu, menekan orang
di sana dan sini, membeli ini dan itu, menguasai ini dan itu, mereka akan
merasa terpuaskan.
Drama musikal ini
adalah cerminan diri kita, yang berpikir kalau kita mendapatkan untung banyak,
mengumpulkan harta, memposisikan diri dalam kedudukan penting dan berkuasa,
maka kita merasa cukup, ternyata tidak demikian. Kita sering kali mencari
penghiburan, kepuasan dan kebahagiaan pada apa yang kita miliki di dunia ini, tetapi
ternyata kita malah jadi kecewa karena kita selalu merasa kurang.
Tetapi Simeon
tahu bahwa semua yang ada di dunia ini tidak bisa diharapkan. Dalam hidupnya
dia hanya mengharapkan satu hal, yaitu datangnya Mesias. Karena dia tahu bahwa
Mesias itulah jawaban atas semua yang dibutuhkan manusia. Di dalam Kristus yang
adalah Mesias itu, manusia memperoleh keselamatan yang kekal. Simeon mau mengatakan
kepada kita dalam drama musikal ini bahwa kegelisahan hidup kita, tidak bisa
dijawab dengan uang; tidak dengan kedudukan, bahkan bukan dengan ritual-ritual
kosong yang melelahkan badan. Tetapi kegelisahan hidup kita jawabannya hanya
ada pada Kristus, sehingga setiap kita haruslah mengalami perjumpaan dengan
Kristus.
Itu sebabnya
ketika Simeon berjumpa dengan bayi Yesus, dia dapat mengatakan: “Sekarang
Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera… sebab mataku telah
melihat keselamatan yang dari pada-Mu.”
Simeon merasa
itulah puncak hidupnya, itulah yang paling ultimate
dalam hidupnya, yang diatasnya tidak ada lagi yang lebih hebat dan lebih
berharga, yaitu berjumpa dengan Yesus. Dari seluruh tokoh yang muncul dalam
drama ini Simeon-lah orang yang paling berbahagia. Kepuasan hidupnya akhirnya
dia capai, bukan karena dia mendapat untung banyak, kedudukan tinggi, atau
kekuasaan yang besar, tetapi karena dia telah berjumpa dengan Mesias yang
dinantikannya dalam seluruh hidupnya.
Drama musikal
dengan durasi kurang lebih 30 menit ini dapat dimainkan oleh 18 sampai 25
pemain. Setting drama musikal ini
mengambil tempat di salah satu bagian dari pelataran bait Allah di mana ada
pedagang-pedagang dan keramaian orang yang akan beribadah di Bait Allah. Selain
Simeon sebagai tokoh sentral dalam kisah ini, ada beberapa kelompok orang yang
terlibat di sepanjang drama musikal ini. Pertama, ada 4 orang pedagang yang
terlibat dalam dialog. Mereka adalah orang-orang yang berdagang di sekitar
pelataran Bait Allah dan masing-masing memiliki satu pojok kecil tempat
dagangan mereka. Anda bisa saja menambah jumlah pedagang, walaupun yang
terlibat dialog hanya 4 orang saja. Selain pedagang-pedagang, kelompok kedua
adalah orang-orang yang akan membawa persembahan ke Bait Allah di mana mereka
terlebih dulu harus membeli barang-barang yang mereka persembahkan. Anda bisa
mengikutsertakan 8 sampai 12 orang untuk peran ini walaupun hanya 3 orang saja
yang memiliki dialog untuk dilakonkan. Walaupun nampaknya dari begitu banyak
orang yang ada di atas panggung hanya beberapa saja yang memiliki dialog, itu tidak
berarti pemain lainnya tidak berlakon. Karena melakonkan suatu peran tidak
harus selalu dengan dialog tetapi juga tanpa dialog.
Kelompok ketiga
terdiri dari beberapa individu, yaitu 2 orang pemungut cukai, 1 orang pengemis
dan pada bagian akhir dari drama musikal ini, tampil juga Yusuf dan Maria yang
membawa bayi Yesus. Tentu saja semakin banyak yang terlibat, maka Anda
membutuhkan kecermatan untuk menata dan mengelola drama musikal ini seperti,
kapan membentuk formasi untuk lagu dan tari, dan kapan membentuk formasi ketika
terjadi dialog. Anda harus mempertimbangkan besarnya panggung dan jumlah pemain
yang terlibat di dalamnya. Namun demikian jumlah pemain ini juga akan
mempengaruhi kekuatan vokal dari lagu-lagu yang dinyanyikan. Ingat, seluruh
pemain dalam drama musikal “Perjumpaan Itu” bukan hanya berlakon dan menari, tetapi
juga bernyanyi.
Kami berharap
drama musikal ini dapat memperkaya ibadah natal ataupun pelayanan Anda lainnya.
Tentu saja bagaimana pesan suatu drama musikal dapat disampaikan dengan baik
bukan hanya karena kekuatan naskah, tetapi juga kekuatan orang-orang yang
melakonkan setiap peran. Untuk itu, belajarlah dan berlatihlah dengan baik
sebelum Anda menampilkan drama musikal ini. Tidak ada cara mudah untuk
menampilkan suatu drama musikal yang baik. Semoga keindahan yang Simeon temui
di dalam perjumpaannya dengan Sang Mesias juga berbicara terlebih dulu kepada Anda
sebelum Anda menampilkannya kepada orang lain. Sehingga Anda juga menginginkan
apa yang Simeon alami dalam perjumpaan itu.
Selamat berlatih,
Astri Sinaga
0 komentar:
Posting Komentar