Kata
Pengantar
Sebuah buku selalu ditulis
bagi seseorang. Biasanya buku-buku terbaik ditulis bagi para penulis sendiri.
Khususnya buku-buku teologi, saya percaya, perlu dituliskan bagi penulis oleh
penulis. Pembaca diberkati dengan berpartisipasi melalui pelayanan seorang teolog
yang cukup berani untuk menuliskan pergumulan imannya bersama Allah. Teks-teks
teologis klasik dalam tradisi Kristen seperti buku Athanasius On the
Incarnation, buku Agustinus Confessions, buku Luther Freedom of
the Christian, dan bahkan buku Barth Epistle to the Romans
kelihatannya dituliskan pertama-tama, dan terutama, bagi penulisnya.
Buku yang
Saudara pegang ini tidak menjanjikan dampak sebagaimana diberikan buku-buku di
atas. Tetapi buku ini pertama-tama, dan terutama, ditulis bagi saya. Buku ini
lahir dari sukacita besar. Buku ini memungkinkan saya menggoreskan sesuatu yang
saya lihat di dalam hidup Bonhoeffer yang belum dituliskan secara langsung oleh
para pemikir lain tentang Bonhoeffer. Di dalam proyek ini saya mengabdikan
waktu dan konsentrasi untuk menyelami sejarah Bonhoeffer, sebuah kisah yang
telah memesona saya selama hampir dua dekade. Buku ini juga mengizinkan saya
untuk memperlihatkan sesuatu mengenai hidup Bonhoeffer yang saya harapkan dapat
memberkati banyak hamba TUHAN yang bergumul hari-demi-hari bersama dan bagi
kaum muda.
Maka
benar bahwa buku adalah bagi penulis, tetapi juga harus diluncurkan ke dunia
untuk menjadi buku bagi orang-orang lain juga. Buku ini pertama-tama adalah
bagi para pelayan kaum muda, hamba TUHAN kaum muda. Sebuah buku yang
mengeksplorasi bagaimana Dietrich Bonhoefer – teolog besar abad kedua puluh
yang menghidupi imannya sampai mati – adalah seorang pelayan kaum muda.
Sesungguhnya, buku ini memperlihatkan bahwa tidak ada masa di antara tahun 1925
dan 1939 (pusat kehidupan Bonhoeffer) di mana dia tidak terlibat dalam suatu pelayanan
anak atau pelayanan kaum muda. Saya sungguh berharap bahwa buku ini menjadi
hadiah bagi para pelayan kaum muda, menunjukkan bahwa panggilan mereka berada di
atas bahu Bonhoeffer yang lebar. Dalam halaman-halaman buku ini mereka tidak
hanya melihat pelayanan kaum muda Bonhoeffer, tetapi saya berharap mereka juga
akan terinspirasi ketika saya mencoba menyarikan dampak pemikiran Bonhoeffer
bagi pelayanan mereka hari ini.
Walaupun
buku ini pertama-tama adalah bagi para pelayan kaum muda, tetapi buku ini juga
untuk para sarjana yang mendalami Bonhoeffer. Sementara kepada para pelayan
kaum muda saya menawarkan dorongan semangat dengan mengungkapkan Bonhoeffer sebagai
salah seorang pendahulu mereka, kepada para sarjana yang mendalami Bonhoeffer
saya berharap dapat mengungkapkan hal yang selama ini belum terungkap dalam
tulisan-tulisan tentang Bonhoeffer. Belum ada penelitian mendalam tentang
pelayanan kaum muda Dietrich Bonhoeffer, dan seringkali percakapan mengenai hal
ini disampaikan dalam rangka mengangkat hal lainnya. Sebagai contoh, diskusi
mengenai kepemimpinannya di sekolah Minggu di Harlem tidak membuahkan
percakapan tentang mengapa pemuda ini selalu memilih pelayanan kaum muda
dibandingkan bentuk pelayanan lainnya. Saya menawarkan buku ini sebagai sebuah
studi tentang keutamaan pelayanan kaum muda di dalam pelayanan Bonhoeffer.
Ketika
buku bergerak dari bagi penulis menjadi bagi orang lain, biasanya ada
pengantara, atau bahkan bidan, yang membantu terjadi pergerakan ini, mengecek
kesehatan proyek ini untuk memastikannya cocok bagi dunia. Berkaitan dengan
proyek ini, saya diberkati dengan orang-orang demikian. Dirk Lange, kolega saya
di Luther Seminary, telah berbaik hati memberikan waktu sabatikalnya
untuk membaca proyek ini. Dan Adams, seorang hamba TUHAN Amerika yang melayani
di Afrika Selatan, juga menyisihkan waktu penulisan tesis tentang Bonhoeffer
untuk membaca proyek ini. Saya diberkati selama perjalanan tujuh tahun terakhir
bertemu dengan demikian banyak pelayan Injil yang setia di seluruh dunia. Dan
adalah salah satu dari orang-orang seperti ini. Wawasan Dan sebagai seorang
pelayan kaum muda dan sarjana yang mendalami Bonhoeffer sangatlah kaya. Saya
juga ingin berterima kasih kepada Bob Hosack di Baker, yang mempunyai visi bagi
buku ini. Robert Hand di Baker juga menyediakan bantuan signifikan dengan menjadikan
proyek ini lebih mudah dibaca. Terima kasih kepada Erik Leafblad untuk kerja
kerasnya mempersiapkan index. Tetapi akhirnya, terima kasih terbesar
saya ditujukan kepada Kara Root, yang selalu menjadi pembaca pertama dari apa pun yang saya tulis dan memberikan
wawasan mengenai argumen, gaya, dan arah. Saya pertama kali belajar Bonhoeffer
di seminari bersama Kara, maka wajar apabila di seluruh buku ini, jejak dan sidik
jarinya ada di mana-mana.
Daftar
Isi
Kata Pengantar ix
1. Pelayanan
Kaum Muda dan Bonhoeffer: Menemukan Seorang Bapak Leluhur 1
Bagian 1. Sejarah Dietrich Bonhoeffer,
sang Pelayan Kaum Muda
2. Dietrich Bonhoeffer, sang Pelayan Kaum
Muda 13
3. Asal
Usul sang Pelayan Kaum Muda 25
4. Retaknya
Keindahan: Kematian Walter dan Masa Remaja Dietrich Bonhoeffer 41
5. Dari
Seorang Pemuda Menjadi Pelayan Kaum Muda: Yang Teologis dalam Sanctorum
Communio 51
6. Air Mata bagi Tuan Wolf: Barcelona dan
Sesudahnya 73
7. Anak sebagai Makhluk Eskatologis: Kembali
ke Berlin dan Melanjutkan ke New York 87
8. Kembali ke Berlin – Lagi 105
9. Mereka Membunuh Guru Mereka yang
Sebelumnya! Kelas Sidi di Wedding
117
10. Generasi
Muda dan sang Führer: Memasuki Politik
133
11. “Delapan Tesis mengenai Pelayanan Kaum Muda”:
Dalam Pengasingan London 139
12. Finkenwalde: Dari Pelayanan Kaum Muda menuju
Komunitas yang Intensional 161
13. Kembali kepada Pelayanan Kaum Muda 171
14. Menuju sebuah Takdir: Dari Pelayan Kaum
Muda Menjadi Mata-Mata 181
Bagian 2. Sebuah Panduan bagi
Pelayan Kaum Muda untuk Discipleship dan Life Together
15. Pelayanan Kaum Muda dan Discipleship 201
16. Pelayan Kaum Muda dan Life Together 225
Index 245